May 14, 2006

Daydreaming, Job-writing and Reality

Dalam hidup, antara mimpi dan kenyataan terkadang hanya berbatas sebuah benang merah tipis. Namun seringkali kita merasa kedua hal itu terpisah oleh dimensi berbeda yang teramat sulit untuk dipersatukan, bagaikan air dan minyak...
Secara tidak sengaja saya membuka sebuah mailing list PPI India. Ternyata mereka memuat sebuah tulisan saya (I am an airhead journalist tho', kekekekek) semasa masih menulis di harian Media Indonesia, mengenai pengalaman belajar di luar negeri. Hmmm, that bunch of lie was there...hahaha.
Saat menulis artikel itu saya sama sekali belum pernah sekolah ke luar negeri. Pergi keluar negeri pun bisa dihitung dengan jari. Dengan berbagai pertimbangan, seorang redaktur menugaskan saya untuk menulis bagaimana cara mendapatkan beasiswa hingga cara survive di luar negeri.
Hahaha, saat itu, saya merasa tugas tersebut teramat sangat ironis. Betapa tidak, ketika saya hampir kehilangan harapan untuk mendapatkan beasiswa (karena sebelumnya pernah gagal mendapatkan beasiswa ke luar negeri), malahan saya diberi tugas menulis tentang cara mendapatkan beasiswa.
Bagaimanapun, tetap saya tulis artikel itu, dan di muat pada halaman suplemen pendidikan Media Indonesia. Dengan mengerahkan pengalaman orang lain, ditambah dengan khayalan (scholarship awardee wannabe!!), saya tulis sebuah artikel, yang mungkin oleh segelintir orang memang dipercaya sebagai cara sukses mendapatkan beasiswa.
"Simsalabim. Sebuah artikel tentang memenangkan beasiswa ditulis oleh seseorang yang gagal mendapatkan beasiswa dan tengah bermimpi mendapatkan beasiswa. Bahkan si penulis tersebut bertekad untuk menghentikan usaha pencarian beasiswanya jika kembali gagal mendapatkan beasiswa di tahun itu. "
Untunglah, tiga bulan kemudian, terbukti bahwa artikel itu ternyata bukan cuma sekedar bualan. Mei 2005 saya mendapat sebuah kabar baik, ...and daydreaming was finally not just a daydreaming...Hingga kini saya masih di Belanda.
Thank's God...Bukan hanya karena beasiswa yang saya dapat, namun juga karena bualan yang saya tulis dan dibaca jutaan orang ternyata ada benarnya juga, meski saat itu saya sendiri amat meragukan kebenarannya (hmmm, at least it works for me...hehehe). Jadi saya sedikit terhindar dari dosa membangun sebuah kebohongan publik atas sekian banyak orang yang membaca artikel saya.
For those who share the same dreams, it may works for you. If it is not, don't blame me...Thousands of way to reach Rome..You may find your own way, baby.
Just read the article, if you're interested...

5 comments:

Anonymous said...

menarik juga artikelnya. interesting.

Anonymous said...

Carpediem ... Catch the day. God, that words mean so much to me.

I totally agree that dream will come true if we try to catch it, for many reason. Start something with believing, fight for it and we will find it.
But dream will stay as only a dream if we do nothing to catch them. If event somehow we still can't find exactly as we hope at the moment, at least we have values for ourself, "WE ARE THE FIGHTER" and you proud of it. As the words suggested by Stephen Covey, "work in your circle of influence and your circle of worries would become smaller". Meaning, you get more chances to your dream.
And in life we might have many dreams in our head and heart, once we get one of our dreams, don't stop us to chase other. There will be hard days we face, but it is okay.
Sebagaimana ungkapan bijak "Kalau kaki terasa berat untuk melangkah, itu artinya kita sedang mendaki. Sebaliknya, hati-hatilah kalau langkah terasa ringan, karena mungkin kita sedang melangkah turun.

So, congratulation for the dream we've been chased and be aware of the next dream

Dony said...

kapan giliran gue yah tom?

Dony said...

kapan giliran gue yah tom?

Dony said...

masih pingin ke luar negeri... goin' abroad like you guys